Mutiaraindotv – Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan, Tidak setiap orang ditakdirkan dengan bakat menjadi seorang pemimpin. Namun, untuk menjadi pemimpin tidak cukup dengan hanya mengandalkan bakat semata, tetapi juga pengalaman, dikutip dari Menteri ESDM Ignasius Jonan saat menyampaikan kuliah umum Executive Series Transformational Leadership, yang bertajuk The Secret to Build High Performance Organization.
Bagi Jonan, menjadi pemimpin tidak bisa dibangun dari bangku sekolah, namun berasal dari pengalaman hidup. “Orang itu bisa memimpin dengan baik, setengahnya bakat dan setengahnya pengalaman hidup. Bila Anda tak punya bakat maka Anda harus mencari pengalaman,” paparnya.
Menjadi pemimpin, menurut Jonan, tak ubahnya seperti seorang seniman. Ia mengibaratkan seorang pelukis, seorang seniman lukis bisa melukis dengan baik karena sudah ada bakat seni yang dimilikinya. “Kalau tidak, ya, paling hanya gambar dua gunung dan matahari di tengah,” kata Jonan yang disambut tawa para mahasiswa.
Apabila kepemimpinan yang hanya mengandalkan popularitas tanpa disertai bakat dan pengalaman maka akan berdampak pada hasil kinerja yang buruk. “Menjadi pemimpin mengandalkan popularitas umumnya hasilnya akan selalu buruk,” katanya.
Menyingkapi kutipan Johan, bahwa menjadi pemimpin itu bukan hanya sebatas mengejar Icon saja, tanpa memikirkan biaya perawatan, pemeliharaan dan pemanfaatannya. Ini malah berdampak menjadi beban APBD daerah dikarenakan kos biaya yang dikeluarkan lebih besar dari pada membangun baru. Belum lagi tatanan birokrasi kepegawaian itu semakin meningkat bukannya malah merosot tajam sampai kepribadian dan kerapian pegawai hilang bak ditelan bumi.
Selama ini, hasil kajian dan pantauan dilapangan kemerosotan kinerja, kerapian dan kedisiplinan pegawai merosot tajam, ini disebabkan kurangnya perhatian dan teguran secara persuasif bagi pegawai. Diukur dari pemimpin sebelumnya pegawai ASN Kota Lubuklinggau dikenal sebagai pegawai yang disiplin, rapi dan bekerja tepat waktu. Tapi setelah ganti pemimpin kemerosotan kinerja dan kedisiplinan pegawai ASN semakin berakhir semakin tak terkontrol lagi.
Belum lagi jam kerja pegawai ASN semakin hari semakin merosot tajam datang tak tepat waktu, jam sibuk pun mereka banyak melancong dan jam istirahat pun pulang kembali ke kantor jam absen pulang. Ini semua disebabkan kurang perhatian dan bimbingan serta banyaknya kebohongan janji manis kepala daerah terkait tunjangan kinerja yang dibayarkan tak sesuai dengan ucapan seorang pemimpin.
Maka dari itu mencari pemimpin itu bukan sekedar pintar berucap tapi tak pandai membangun kinerja birokrasi, kalau pemimpin hanya memikirkan pembangunan yang bersifat mengejar ICON saja siapa pun bisa. Akan tetapi mencari pemimpin yang bisa mensejahterakan dan membangun kinerja ASN itu gampang dan sulit, karena kalau pemimpin kebiasaan suka berjanji manis itulah menyebabkan kinerja ASN merosot.
Dari sekian banyak figur calon walikota hanya satu dari sekian banyak figur yang sudah berpengalaman dan tak diragukan lagi kinerjanya yang bisa mengayomi dan mensejahterakan pegawainya, itu hanya ada di H. Imam Senen. Beliau adalah sosok pemimpin yang pantas untuk membenahi sistem kinerja pegawai dan keadaan keuangan Kota Lubuklinggau. Karena beliau adalah sosok pegawai ASN dari tingkat bawah hingga sampai ke tingkat pembina.
Imam Senen dikenal dikalangan ASN sebagai pemimpin yang bisa mengayomi dan melindungi para pegawainya, dan juga beliau adalah seorang kaliber pemimpin yang diharapkan sosok bisa menyelesaikan permasalah keuangan kota Lubuklinggau. Dilihat dari segi pengalamannya beliau tak lagi diragukan lagi, karena beliau adalah sosok yang jadi panutan semua orang dan selalu ada saat dibutuhkan. Dilingkungan beliau juga dikenal aktif di keagamaan dan sebagai sosok tertua dikampung kelahirannya di Air Kati.
Melihat dari sisi keluarga beliau hanya memiliki 1 orang istri bernama Hj.Kolbiah dan dikaruniai 2 orang anak Putra dan Putri, yang kehidupan nya pun sudah terjamin, satu anggota dewan 2 periode dan satu usaha kuliner.
- Jika tidak ada yang menakuti saya sebagai pemimpin, maka saya tidak ada artinya.” – Lee Kuan Yew.
- “Orang-orang menanyakan perbedaan antara pemimpin dan atasan. Pemimpin memimpin, dan bos mengendalikan.” – Theodore Roosevelt.
- “Pemimpin tidak menciptakan pengikut; pemimpin itu menciptakan lebih banyak pemimpin.” – Tom Peters.
- “Pemimpin yang enggan berbagi, sama saja ingin menang sendiri.” – Najwa Shihab.
- “Pemimpin yang dibutuhkan bangsa ini adalah pemimpin yang kokoh imannya, mulia akhlaknya, dan istiqamah ibadahnya di jalan Allah.” – Abdullah Gymnastiar.
- “Kekompakan adalah kunci kesuksesan, dengan kompak antara pemimpin dengan orang yang dipimpinnya akan membawa bangsa ini maju lebih cepat.” – Dahlan Iskan.
- “Tak perlu menjadi pejabat untuk menjadi pemimpin karena kita adalah pemimpin untuk diri kita sendiri. Belajarlah memimpin diri kita sendiri.” – Harly Umboh.
- “Saya sering menemukan pemimpin alami, punya kemampuan interaksi dan memberi inspirasi kepada orang lain. Ini merupakan keahlian yang tak ternilai yang dapat dipelajari.” – Robert Kiyosaki.
- “Inovasi membedakan antara pemimpin dan pengikut.” – Steve Jobs.
- “Pemimpin adalah orang yang memobilisasi orang lain menuju tujuan bersama oleh pemimpin dan pengikut.” – Gary Wills.