Sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting di Kota Depok oleh DPR RI, BKKBN Jabar dan Pemkot Depok, Junat (20/10)
MutiaraindoTV.com ( Depok)- Warga Kota Depok Jawa Barat diberikan pengetahuan tentang Stunting, Diketahui , Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang diakibatkan kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Dan pada tahun 2021 lalu, angka Stunting di Indonesia berada di 24 persen, sesuai arahan Presiden RI, angka Stunting harus ditekan menjadi 14 persen.
Anggota DPR RI Komisi IX,Wenny
Haryanto,SH mengatakan, penurunan angka Stunting merupakan upaya intervensi yang dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif dan berkualitas melalui kerjasama multisektor, pemerintah pusat dan daerah.
” Stunting merupakan persoalan serius di Indonesia, untuk itu pemerintah dan DPR RI akan terus menerus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pencegahan Stunting dan Untuk itu kita semua harus membiasakan perilaku hidup bersih, memaksimalkan asupan gizi untuk anak,” Kata Wenny Haryanto SH, pada giat Sosialisasi Program Stunting di wilayah kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok pada hari , Jumat (20/10).
Sosialisasi program percepatan penurunan angka Stunting dilakukan DPR RI bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jabar dan juga Pemkot Depok.
Sementara, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Fajar Supriadi Sentosa, mengatakan, diperlukan kerjasama semua untuk menekan dan menurunkan angka Stunting.
” Karena itu perlukan kerjasama untuk menurunkan angka Stunting,” Kata Fajar Supriadi Sentosa.
Ditempat yang sama, Kepala DP3AP2KB (Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana), Kota Depok, drg. Nessi Annisa Handari , mengatakan
bahwa stunting di Kota Depok mencapai angka 12,3% dari angka maksimal 14%, dan rata-rata dialami oleh keluarga menengah ke atas.
” Pemerintah Kota Depok sangat concern terhadap upaya percepatan penurunan stunting. Salah satunya melalui pembinaan keluarga-keluarga yang memiliki balita melalui kelompok kegiatan bina keluarga balita (BKB),” Jelasnya. ( red)