Hasilnya Boleh Di Lihat, Minimnya Anggaran Rutilahu LPM Menekankan Pentingnya Swadaya Bagi Para CPM Agar Hasilnya Memuaskan

oleh -63 Dilihat

MutiaraindoTV, Kabupaten Bekasi – Jawa Barat. Melalui Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan), Pemerintah Kabupaten Bekasi membangun Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) untuk 180 desa yang tersebar di 23 Kecamatan dengan total rumah yang di bangun sebanyak 2.500 unit di Tahun 2023 ini.

Adapun pelaksanaan di setiap desa,dari pendataan, sosialisasi sampai pengawasan pengerjaannya ditangani oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dengan di dampingi Tim Fasilitator Lapangan (TFL) serta Fasilitator dari Kabupaten Bekasi.

Ibu Nyanih (60 Tahun) yang tinggal sendiri salah satu penerima rutilahu dan sudah selesai pembangunan rumahnya yang tinggal di Kampung Jagawana Kongsi RT. 08 RW. 03 Desa Sukarukun menyampaikan rasa syukurnya tatkala di sambangi awak media, “syukur Alhamdulillah rumah emak sudah dibangun jadi cakep begini tong. “Ucapnya.

“Sekarang rumah emak dah gak bocor lagi kalau hujan, dah gak kebanjiran lagi,bertahun tahun asal hujan kebocoran, asal banjir kebanjiran, sekarang emak lebih tenang di rumah yang baru ini. Terima kasih buat semuanya yang dah bantu emak, “tuturnya.

Nemin Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Sukarukun Kecamatan Sukatani saat di temui awak media di lapangan mengatakan, “Tahun 2023 ini desa Sukarukun mendapatkan kuota sebanyak 15 unit di program Rutilahu dengan anggaran sebesar Rp. 20.000.000,- untuk setiap unitnya, Rp. 17.500.000,- untuk bahan bahan bangunan,dan Rp. 2.500.000,- untuk tukang selama 10 hari kerja dengan prioritas alas, atap serta dinding (Aladin).

Rumah Ibu Ramih sudah selesai 100%

Selanjutnya, dengan bantuan dari pemerintah melalui program Rutilahu, tempat tinggal warga yang kurang mampu akan menjadi lebih layak untuk di tempati. Tentunya ada syarat dan ketentuan yang harus di lengkapi oleh setiap Calon Penerima Manfaat (CPM), harus rumah sendiri dan mempunyai bukti kepemilikan,tidak berdiri di lahan TKD atau di bantaran kali.

Menurutnya, LPM saat sosialisasi ke CPM di dampingi Fasilitator dan Tim Fasilitator Lapangan (TFL) menekankan adanya swadaya dari masing masing CPM. Swadaya tidak harus berupa uang saja,bisa berupa pasir, herbel, semen atau yang lainnya, karena menurut kami dengan anggaran Rp. 20.000.000,- sekarang ini sangat minim untuk bisa menjadi rumah”.

Lebih lanjut, kami sangat menekankan CPM harus menyediakan swadaya, karena bantuan pemerintah sifatnya hanya pancingan, kalau hanya mengandalkan bantuan pemerintah yang hanya Rp. 20.000.000,- ya hasilnya hanya kotak sabun 6×6.Untuk itu kami menekankan pentingnya swadaya agar pembangunan rumah mereka bisa lebih layak lagi,apalagi yang punya anak sudah dewasa, bisa buat sekatan untuk kamar misalnya.

Rumah Ibu Nyanih sudah selesai 100%

“Saya berharap untuk kuota dan anggarannya untuk tahun berikutnya kalau bisa di tambah, karena dengan Rp. 20.000.000,- anggarannya sangatlah minim karena semua bahan bahan bangunan mengalami kenaikan, nyari tukang juga susah kalau anggarannya segitu, sangat minim buat mereka. “Pungkasnya.

Ibu Ramih (54 Tahun) yang tinggal di Kampung Jagawana RT. 03 RW. 03 Desa Sukarukun berterima kasih kepada semua pihak yang sudah bantu bedah rumahnya. “Terima kasih kepada Pemerintah, LPM dan Pak Kades yang sudah bantu bedah rumah saya sampai selesai.

“Alhamdulillah sekarang rumah saya sudah bagus, kalau hujan tidak kebocoran lagi, mudah mudahan gak kebanjiran lagi. Kemarenan rumah saya asal hujan bocor di mana mana, lantai ampe pada becek kebocoran karena masih tanah, sekarang sudah di pasang keramik lantainya, atap juga sudah sudah kokoh dan bagus, gak takut kebocoran lagi. “Ucapnya bahagia. (Ali M)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.