Berita TerbaruNusantara

Kabid Perkimtan Berjanji Akan Usahakan Penambahan Kuota Tahun 2024 Saat Kunjungi Rutilahu Di Desa Sukamekar

387
×

Kabid Perkimtan Berjanji Akan Usahakan Penambahan Kuota Tahun 2024 Saat Kunjungi Rutilahu Di Desa Sukamekar

Sebarkan artikel ini

Rumah Ibu Sarnih sebelum dibangun  0%

MutiaraindoTV, Kabupaten Bekasi – Jawa Barat. Melalui Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan), Pemerintah Kabupaten Bekasi membangun Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) untuk kurang lebih 150 desa yang tersebar di 23 Kecamatan dengan total rumah yang di bangun sebanyak 2.500 unit di Tahun 2023 ini.

Adapun pelaksanaan di setiap desa, dari pendataan, sosialisasi sampai pengawasan pengerjaannya ditangani oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dengan di dampingi Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) serta Fasilitator dari Kabupaten Bekasi.

Kepala Bidang Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanahan H. Cecep Suparto, ST., MT beserta tim yang terdiri dari Sudrajat Supriyatna, ST selaku Kasiwasdal, serta Yakub Andriyanus, yang di dampingi Erik selaku Ketua LPM dan Kadam sebagai bendahara serta Tholib selaku Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) mengunjungi pelaksanaan Rutilahu di desa Sukamekar Kecamatan Sukawangi yang hampir rampung keseluruhannya.

Rumah Ibu Sarni setelah dibangun

Di sela sela kunjungannya H. Cecep menyampaikan, “alhamdulillah hari ini saya berkesempatan hadir di rumah Ibu Sinah dan Ibu Sarnih yang merupakan penerima Rutihahu yang pembangunannya sudah selesai, hasilnya bagus dan sudah bisa di tinggali oleh mereka, mereka sudah sesuai dengan kriteria dan persyaratan untuk menjadi penerima Rutihahu. “Ucapnya.

“Di Kabupaten Bekasi sebanyak 2.500 unit Rutilahu Tahun 2023 ini yang sedang di bangun dan tersebar di 23 kecamatan, sekarang ini pelaksanaannya sudah mencapai kurang lebih 70% secara keseluruhan”.

“Di Tahun 2024 kami sedang usahakan adanya penambahan jumlah Rutilahu di Kabupaten Bekasi ini, untuk anggaran tetap Rp. 20 juta per cpm, karena kalau ada kenaikan itu harus ada perubahan, di Perbub nya sudah muncul ketentuan anggaran per cpm sebesar Rp. 20 juta rupiah. “Ujar H. Cecep.

Masih kata H. Cecep, Rutilahu ini kan sifatnya swadaya hanya pancingan atau perangsang untuk mereka agar bisa punya rumah. Harapan saya kedepannya rutilahu agar lebih bagus lagi dari segi pelaksanaan, serta mutu dari bangunan tersebut. “Pungkasnya.

Rumah Ibu Sinah sebelum dibangun 0%

Ibu Sinah (71 Tahun) tinggal bersama anak menantu serta cucunya adalah salah satu penerima Rutilahu, dan pembangunan rumahnya sudah selesai 100% yang tinggal di Kampung Pangkalan RT. 001 RW. 008 Desa Sukamekar, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi menyampaikan rasa syukurnya saat disambangi Kabid Tarkim beserta tim.

“Syukur Alhamdulillah pak, rumah saya sudah dibangun jadi cakep begini. “Ucapnya bahagia.

“Sekarang rumah saya dah gak bocor lagi kalau hujan, dan gak kebanjiran lagi, bertahun tahun asal hujan kebocoran, asal banjir kebanjiran, sekarang saya lebih tenang di rumah yang baru ini.Terimakasih buat semuanya yang dah bantu saya. “Tuturnya.

Erik Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Sukamekar, Kecamatan Sukawangi saat di temui awak media dilapangan mengatakan, “Tahun 2023 ini Desa Sukamekar mendapatkan kuota sebanyak 15 unit di program rutilahu dengan anggaran sebesar Rp. 20 juta untuk setiap unitnya, Rp. 17.500.00,-  untuk bahan bahan bangunan dan Rp. 2.500.000,-  untuk tukang selama 10 hari kerja dengan prioritas alas, atap serta dinding (Aladin).

Rumah Ibu Sinah setelah dibangun.

Selanjutnya, tentunya ada syarat dan ketentuan yang harus di lengkapi oleh setiap Calon Penerima Manfaat (CPM). Harus rumah sendiri dan mempunyai bukti kepemilikan, tidak berdiri di lahan TKD atau di bantaran kali.

Menurutnya, LPM saat sosialisasi ke CPM di dampingi Fasilitator dan TFL menekankan adanya swadaya dari masing masing CPM, swadaya tidak harus berupa uang saja, bisa berupa pasir, herbel, semen atau yang lainnya, karena menurut kami dengan anggaran Rp. 20 juta sekarang ini sangat minim untuk bisa menjadi rumah.

Lebih lanjut, kami sangat menekankan CPM harus menyediakan swadaya, karena bantuan pemerintah sifatnya hanya pancingan,kalau hanya mengandalkan bantuan pemerintah yang hanya Rp. 20 juta ya hasilnya hanya kotak sabun 5×6. Untuk itu kami menekankan pentingnya swadaya agar pembangunan rumah mereka bisa lebih layak lagi, apalagi yang punya anak sudah dewasa, bisa buat sekatan untuk kamar misalnya.

“Proses kami saat ini untuk tahap pertama sebanyak 8 unit sudah selesai 100%, untuk 7 unit tahap ke 2 sudah mencapai 80%,seminggu lagi selesai secara keseluruhan. Pelaksanaannya terbagi menjadi 2 tahap, karena itu sudah menjadi ketentuan dari Dinas terkait. “Tuturnya. (Ali M)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *