MutiaraIndoTV.com(Indramayu)- Indonesia negara besar, subur, dan memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Namun, saat ini memiliki masalah besar pula, yakni stunting.Namun Stunting bisa dicegah dari keluarga yang berkualitas.
Hal tersebut disampaikan Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Netty Prasetiyani dalam giat Sosialisasi Pencegahan Stunting di Star Jaya Futsal and Gym, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada Sabtu 28 Oktober 2023.
“Pentingnya keluarga, karena segalanya berawal dari keluarga. Sehingga jangan pernah memberikan contoh yang tidak baik dari keluarga. Apapun contoh yang diberikan keluarga akan ditiru oleh anak-anaknya,” Ujar Netty Prasetyani.
Angka Stunting di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu mencapai angka 21 persen. Angka tersebut harus terus ditekan sampai nol. Karena jika angka stunting tinggi akan menghasilkan generasi yang lemah, sumber daya manusia rendah dan akan sulit bersaing.
“Stunting itu, bisa dicegah dari keluarga,” Katanya.
Empat Poin Rumus Membangun Keluarga Berkualitas
Menurut Netty, ada empat syarat untuk membangun keluarga yang berkualitas. Pertama, yaitu niat dan tujuannya harus jelas, visioner. Karena tanpa tujuan yang jelas, nanti akan banyak sekali permasalahan dalam rumah tangga.
Kedua, menikah harus dengan persiapan dan perencanaan. Perlu menikah pada saat yang aman dan tepat. Untuk perempuan pada usia 21 tahun dan laki-laki pada umur 25 tahun.
“Perempuan dengan usianya minimal 21 tahun, setidaknya sudah tamat SMA atau sederajat, secara fisik termasuk organ reproduksi sudah siap dan secara emosional sudah matang. Bagi laki-laki, kalau menikah sudah 25 tahun, dia sudah punya kemandirian secara ekonomi, sudah bekerja,” Terangnya.
Selanjutnya yang ketiga, sambung Netty, yaitu membangun ketahanan keluarga, yang paling baik adalah dengan landasan agama. Dengan memiliki ketahanan keluarga, hal-hal yang tidak diinginkan bisa dihindarkan, seperti kekersan pada anak, KDRT yang dilakukan suami, dan lainnya.
Dan Keempat adalah melakukan pengasuhan secara benar. Baik secara fisik, mental maupun spiritual.
” Sebab jika salah asuh, saat lahir perempuan setelah besar malah berkelakuan seperti laki-laki, begitu pula sebaliknya, dan yang lebih memprihatinkan lagi adalah laki-laki suka laki-laki (LSL),” Kata Netty.
Sementara itu, Adang Syamsul Hadi, Penata KKB Ahli Muda Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat, mengatakan empat poin yang di sampaikan Netty Prastyani sangat penting salah satunya mengenai batasan usia menikah.
“Batasan usia ini berdasarkan hasil penelitian serta pengujian. Pada usia tersebut, pasangan calon pengantin dianggap sudah memiliki kesiapan fisik, mental sampai hal-hal emosional dan spiritual,” Tuturnya.
Menurutnya banyak sekali program pencegahan Stunting yang dilakukan di Jawa Barat.
“Seluruhnya melibatkan segenap pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah dan kota. Salah satu diantaranya penempatan tim pendamping keluarga (TPK),” Ungkapnya.
TPK itu akan intens terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. Periode ini merupakan fase krusial untuk perkembangan anak di usia selanjutnya.
Sosialisasi pengecagahan Stunting dihadiri sejumlah tokoh masyarakat dan kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu. Dwi