Mutiaraindotv.com, BONDOWOSO, JAWA TIMUR – Pupuk bersubsidi langka dan harganya diatas Harga Eceren Tertinggi (HET). Akibatnya petani kesulitan untuk mendapatkannya. Dan Ketahanan Pangan di Bondowoso terancam rapuh.
Itulah yang menyebabkan, DPRD membentuk Panitia Husus (Pansus) kelangkaan pupuk bersubsidi. Dan tampaknya, Pansus kali ini tidak hanya seremonial saja, tapi betul-betul mencari penyebab langkanya pupuk bersubsidi.
Hal ini terlihat dari Inspeksi Mendadak (Sidak) yang dilakukan Pansus ke sejumlah gudang milik Distributor Pupuk. Tidak tanggung-tanggung, Sidak dipimpin langsung oleh Ketua DPRD, H. Ahmad Dhafir.
Pemandangan ini sedikit langka, karena tidak biasanya Ketua DPRD memimpin Sidak. Tapi karena menyangkut Ketahanan Pangan juga yang menjadi korban adalah petani dan buruh tani.
Dalam Sidak, Pansus mengikutsertakan Aparat Penegak Hukum (APH), baik dari Kepolisian maupun dari Kejaksaan. Dari kepolisian langsung dihadiri oleh Kasat Reskrim AKP Agus Purnomo, SH, MH dan dari Kejaksaan Kasi Intel, Sucipto.
Titik pertama yang menjadi sasaran Sidak adalah Gudang CV Abdi Karya Mandiri (AKM) di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari. Di Gudang ini, Pansus hanya menemukan pupuk bersubsidi tidak sampai 100 ton.
“Sesuai data yang saya punya, CV AKM mendapat jatah 2.400 ton setahun untuk 3 kecamatan. Dan sampai bulan ini bersisa 800 ton. Tapi di gudangnya, pupuk bersubsidi tidak sampai 100 ton, lalu kemana sisanya,” kesalnya selasa 20/9.
Petugas CV AKM, lanjutnya mengaku mempunyai 29 Kios Pupuk. Kalau dirata-ratakan, setiap Kios Pupuk terdapat 20 ton. Apa mungkin, Kios mempunyai gudang yang bisa menampung 20 ton.
Ditambahkan, misalnya pupuk bersubsidi itu ada, maka petani tidak akan mendapatkannya. Tapi fakta dilapangan, pupuk bersubsidi sudah mulai langka dan kalaupun ada, petani harus membeli diatas HET.
Yang paling miris, gudang milik CV Kharisma Sejati di Desa Pakisan Kecamatan Tlogosari. Padahal Distributor ini wilayahnya di Kecamatan Taman Krocok, Pakem, dan Tegal Ampel.
Gudangnya tidak layak disebut gudang Distributor, disebut gudang Kios-pun tidak layak, karena terlalu kecil. Di Gudang hanya terlihat 4 ton pupuk bersubsidi. Di Kecamatan Pakem saja, CV ini mempunyai jatah 1000 ton pupuk bersubsidi.
“Saya sangat kecewa, di Gudang milik CV Kusuma Tani Jl. Sukowono Desa Sumber Sari Rt006/Rw002, sama sekali tidak ada pupuk bersubsidi. Padahal CV ini mendapat jatah 3500 ton untuk 3 kecamatan,” kesal Dhafir, sapaannya.
Setelah saya hitung, lanjutnya, subsidi pemerintah terhadap pupuk bersubsidi untuk CV Kusuma Tani sekitar Rp 10M. Bahkan ada kios yang mengaku, Distributor sudah melakukan Verval, tapi saat ini pupuknya belum dikirim. (sam/zen)