MutiaraindoTV, Kabupaten Manggarai Timur – Nusa Tenggara Timur. Bertepatan di rumah Bapak Donggo ayah dari sahabati Wati melakukan sebuah Agenda Ngopi kebangsaan dengan tema orasi politik dan deklarasi sahabat Abdul Wahab S,sos. Jum’at, 28 Desember 2018 lalu. Dihadiri oleh Ketum DPD FRAKSI PPP Bapak Dr. Ahmad ZM, serta keluarga besar dan seluruh Tokoh Muda Pelajar dan Kaum Perempuan untuk mensukseskan agenda Ngopi Kebangsaan dan Deklarasi,
Dr. Ahmad ZM mengungkapkan, bahwa ini merupakan salah satu agenda yang sangat bersejarah. Sehingga sebagai pimpinan daerah, Partai PPP mendorong kepada seluruh Pihak untuk sama – sama mengkawal dan mensukseskan Pemilu Damai pada tanggal 17 April 2019 mendatang. “Ungkap Sahabat Kasim Ja’far selaku Tokoh Pemuda, bahwa Generasi Milenial. adalah Pemuda, sehingga pemuda masa kini merupakan pemimpin masa depan.
Lanjut diungkap oleh sahabat Edy Gunawan, bahwa Deklarasi dan Ngopi kebangsaan merupakan momen untuk membumikan persaudaraan. Dalam Bineka Tunggal Ika, serta mendorong Sahabat Abdul Wahab S,Sos dalam pertarungan pemilihan DPRD Kabupaten Manggarai Timur dapil IV,
Dengan agenda Ngopi Kebangsaan dan Deklarasi ini, merupakan agenda yang sangat penting. Karena forum ngopi kebangsaan dan Deklarasi ini merupakan catatan sejarah bagi Republik ini, terkhusus di Desa Nanga Mbaur, Kecamatan Sambi Rampas Kabupaten Manggarai Timur untuk mengharapkan Do,a dan Restu dari keluarga besar.
Sehingga dalam perjalanan pertarungan pada tanggal 17 April 2019 mendatang sahabat Abdul Wahab S,Sos diberikan kelancaran dan kemudahan, serta kemenangan dalam memegang Amanah sebagai Wakil Rakyat. Lanjut Orasi Politik Sahabat Abdul Wahab S,Sos sebagai Calon Anggota DPRD Kabupaten Manggarai Timur Dapil IV mengungkapkan, saya hadir dan berdiri dihadapan keluarga besar untuk berteriak Tekadku adalah impian kita.
Kenapa ini semua saya lakukan adalah karena selama ini kita telah terjebak dalam memaknai demokrasi, sehingga suara kita hanya bisa di barter atau ditukar dengan kostum Politik. Suara kita hanya ditukar, atau dibarter dengan uang,dan suara kita hanya bisa ditukar atau dibarter dengan janji – janji semua ketika Politisi mendapatkan apa yang mereka impikan.
Mereka tertawa terbahak – bahak sambil berkata kita sudah menang selamat tinggal para pemberi suara,biarkan kalian bersuara, biarkan kalian menangis tersedu – sedu bagaikan jangkrik di sore hari. Mataku telah memakai kacamata hitam dan kupingku telah kupasang dua keping mata uang logam, aku tidak bisa melihat kalian lagi dan aku tidak bisa mendengar teriakan keadilan,
Lalu disaat seperti itu spontanitas kita mengatakan Politik itu bohong, Politik itu tipu dan Politik itu putar balek. Pada kesempatan ini saya mau mengatakan dan membantah pernyataan itu, Politik itu bukan tipu, Politik itu bukan bohong politik itu adalah ilmu, setiap ilmu sifatnya suci lalu kesuciannya seperti apa.
Kesucian ilmu itu seperti perjalanan jiwa menuju sang khalik, kesucian ilmu itu seperti kita membentang sajadah lalu kita bersujud untuk berkomunikasi sama Tuhan. Dengan demikian apakah politik itu suci, jawabanya iya Politik itu adalah suci. Lalu siapakah yang berbohong,tipu dan putar balek jawabanya pula, adalah pelaku politik itulah yang bohong tipu dan putar balek.
Karena itu Politik fariatif definisinya, atau multi definisi tergantung subjek atau orang itu memaknainya. Lanjut ungakap sahabat Abdul Wahab S,Sos politik, adalah hubungan Pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan kebijakan dan keputusan tentang kebaikan bersama, bukan kebaikan perseorangan.
Bicara kesejahteraan Politik jawabannya, bicara keadilan Politik jawabannya bicara pengangguran Politik pula jawabanyan. Bagaimana cara supaya kita sejahtera, supaya kita adil mari saudara – saudaraku dan seluruh kuarga besar kita harus bersama – sama dalam bingkai persatuan, satukan barisan, satukan energi, tenaga atau kekuatan dalam menarik tali busur.
Sebab saya ibarat anak panah deras tidaknya anak panah dalam meluncur tergantung kekuatan kita dalam menarik tali busur itu, biarkan mereka meremehkan kekuatan kita, akan tetapi jangan biarkan diri kita meremehkan mereka. Dan biarkan mereka berkata tubuhnya tidak berupa tetapi katakan sama mereka hati, mata, telinga dan pikirannya sangat tajam.
Hatinya sangat tajam untuk merasa apa yang kita rasa, matanya sangat tajam untuk melihat apa yang kita lakukan, telinganya sangat tajam untuk mendengar teriakan – teriakan kita tentang keadilan dan pikirannya sangat tajam untuk berkompetisi dalam birokrasi untuk pembuatan kebijakan dan keputusan. (Yudha)