Sambut Hari Lahir Pancasila, Ini Kata Salah Satu Mahasiswa Eks PGRI NTT

oleh -109 Dilihat

Mutiara IndoTV, Kota Kupang – NTT. Salah satu Mahasiswa eks Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia(PGRI NTT), menyambut hari lahirnya Pancasila yang jatuh pada hari ini. Jumat  01 Mei 2018 dengan mengatakan Universitas PGRI NTT tidak seindah Pancasila.

Hal ini dikatakan nya akibat kisruh di tubuh lembaga Pendidikan tersebut, yang sampai sekarang ini masih membingungkan Mereka dan sangat merugikan.

“Kampus yang kami sangat banggakan ini, tidak sehebat dan seindah Pancasila yang sebagai dasar dan Filsafah bangsa kita, ini sangat kita kagumi karena dengan Pancasila dapat menyatukan kita semua yang berbeda ini”. Kata Sabdi salah satu Mahasiswa eks PGRI NTT saat di wawancarai. Jumat, (01/06/2018).

Ia mengaku heran kampus yang selama ini menjadi Icon kebanggaan Propinsi Nusa Tenggara Timur tersebut bisa di tutup hanya karena masalah sekecil ini, namun pemerintah tidak bisa melihat seberapa besar jeritan air mata Mahasiswa yang keluar.

“Saya heran dengan ini semua, kenapa pemerintah hanya menonton kami disaat kami menjerit dan meminta keadilan. Dimana bunyi sila Pancasila yang mengatakan ‘keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’?”. Katanya.

Dia menjelaskan, dengan di tutupnya Universitas tersebut maka pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral Pendidikan tinggi memberi lampu hijau terhadap oknum – oknum yang merugikan mereka untuk mendirikan dua Universitas yang sampai sekarang masih menjadi tanda tanya.

“Ini ada apa, pemerintah tutup kampus kami dan selanjutnya mendirikan dua kampus baru yang kami semua bingung mau pilih yang mana. Jujur kami seperti anak ayam yang kehilangan induknya”. Jelasnya.

“Sekarang kami terpisah dan saling memusuhi hanya karena hal ini. Mahasiswa Yang ekonomi di atas, sudah pindah ke kampus lain yang lebih baik walaupun kuliahnya dari awal lagi. Sedangkan kami yang ekonomi rendah kami bisa apa, kami hanya ikuti saja”. Lanjutnya.

Ia pun meminta Pemerintah bisa sedikit punya perhatian pada nasip mereka, demi keadilan pada bumi Flobamora yang mereka cintai.

“semoga ada perhatian pemerintah terhadap air mata kami, kami menyadari bahwa mungkin Universitas Swasta dan Negeri sedikit ada perbedaan lewat aturan. Tapi kan ke semua aturan ada di bawah payung hukum pemerintah yang punya keadilan bagi kita semua”. Imbuhnya. (Yapi Manuleus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.